top menu

Management Resiko

Saat memulai sebuah Investasi, Anda memerlukan sebuah Guideline yang disebut Manajemen Resiko.

Seperti telah dijelaskan pada pernyataan tadi, sebuah investasi, apapun jenisnya, memiliki resiko selain juga profit yang diharapkan. Resiko ini berupa kehilangan sebagian atau seluruh dana yang kita investasikan entah dalam waktu yang lama atau bahkan juga dalam waktu yang singkat. Dalam hitungan hari misalnya.
Ada sebuah hukum yang berlaku secara umum dalam dunia investasi: sebuah investasi yang menjanjikanreturn besar, maka investasi tersebut memiliki resiko yang sama besarnya dengan return yang dijanjikan. Sebaliknya, jika Anda mencari investasi dengan resiko kecil, biasanya return yang ditawarkan juga kecil.
Hal ini perlu dipahami mengingat tidak semua orang memiliki profil investasi yang sama. Ada orang-orang yang bertipe risk lover dengan alasan return yang dijanjikan juga besar. Sebaliknya, ada juga yang lebih mengutamakan keamanan dananya dan mencari investasi dengan resiko seminimal mungkin dengan konsekuensi return yang dihasilkan juga kecil. Orang-orang seperti ini biasa disebut risk averter. Tidak ada yang lebih baik satu sama lainnya. Itu kembali kepada karakter pribadi masing-masing investor.

Beberapa contoh investasi yang memiliki resiko kecil di pasar finansial diantaranya deposito, reksadana terproteksi, Surat Utang Negara, dan tabungan. Yang bersifat high risk diantaranya adalah Saham dan produk bursa berjangka.
Bagaimana dengan forex trading? Karena tergolong sebagai produk investasi burasa berjangka (index, komoditi dan forex), maka forex trading tergolong investasi yang sifatnya high risk. Artinya forex trading tergolong memiliki resiko tinggi. Salah satu yang tertinggi diantara instrumen investasi keuangan lainnya.
Beberapa faktor resiko yang harus Anda ketahui sebelum memulai investasi pada forex trading :
- Memiliki kemungkinan kehilangan dana 100%
- Arus dana sangat cepat (very liquid)
- Tidak ada metode trading yang dapat menjamin Anda pasti untung 100%.

Ada banyak metode trading yang bagus namun tidak ada satu pun yang dapat menjamin pasti untung 100%. Pernah diadakan sebuah pooling yang diadakan oleh salah satu forum forex terkenal di dunia, Moneytec. Pooling tersebut ditujukan kepada para trader yang masih aktif bertrading. Pertanyaan pada pooling tersebut hanya satu: Selama mereka aktif bertrading apakah mereka mengalami keuntungan atau sebaliknya mengalami kerugian? Hasilnya 60 persen mengaku bahwa jika ditotal-total, mereka masih mengalami kerugian dalam bertrading.Sisanya 40% telah berhasil mengembangkan investasinya dari 10% hingga 400% perbulannya! Namun yang menyedihkan dari 60% yang mengalami kerugian/ loss, 90% diantaranya adalah para pendatang baru! Itu sebabnya Indoforex-pro hadir ke hadapan Anda. Isi dari website ini memang ditujukan bagi
mereka yang merasa pengetahuan forex tradingnya masih minim dan masih perlu belajar lebih banyak.
Forex trading bukanlah sebuah “quick rich scheme” yang dapat membuat Anda kaya mendadak tanpa harus bekerja keras. Tidak. Itu mimpi! Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras. Kerja keras merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mereka yang mengalami kesuksesan finansial dalam hidupnya. Termasuk mereka yang sukses melalui forex trading. Diperlukan kerja keras untuk mempelajari analisa dan perilaku pasar sehingga kita dapat menebak arah pergerakan harga dengan akurat. Begitu juga diperlukan mental ekstra ketika hasil trading tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Tanyakanlah pada trader-trader sukses yang Anda kenal, apakah mereka pernah mengalami
jatuh bangun dalam trading mereka. Dan jawabannya hampir pasti adalah Ya.
Kesuksesan hanyalah disediakan bagi mereka yang mau berusaha dan belajar terus menerus memperbaiki dirinya. Nah berkaitan dengan resiko yang harus dihadapi jika kita hendak memulai investasi di forex, diperlukan kiat-kiat khusus untuk memperkecil, atau bahkan membalikkan posisi kita yang tadinya minus menjadi kembali positif dan memperoleh untung. Berikut beberapa kiat dan manajemen resiko yang bisa Anda ambil:

1. Cut loss : Merupakan aksi menutup posisi Anda yang berlawanan dengan pergerakan harga pasar. Cut loss digunakan untuk membatasi kerugian yang dialami sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Sebagai contoh, katakanlah kita sedang membuka posisi kita pada GBPUSD Open Buy pada harga 1.8000. Membuka posisi Buy berarti kita mengharapkan harga naik melebihi 1.8000 sehingga kita memperoleh untung. Harapan kita harga bergerak misalnya hingga 1.8100 sehingga kita bisa memperoleh profit 100 point. Namun apa daya, ternyata harga bergerak berlawanan dengan yang kita harapkan. Ternyata harga bergerak turun terus menerus dari 1.8000 menjadi 1.7980 dan masih menunjukkan tendensi turun.
Nah daripada kita mengalami kerugian lebih lanjut dan akhirnya mengalami margin call
maka lebih baik posisi ditutup meskipun kita menanggung kerugian 20 point (1.8000
menjadi 1.7980 = -20 point). Aksi ini dinamakan cut loss yaitu menutup posisi yang
merugi guna mencegah kerugian yang lebih besar.
Detail Kasus:
Tuan A membuka posisi Buy GBP/USD pada 1,8850 dengan jumlah
1 lot. Tuan A memprediksi bahwa tak lama lagi dia bisa melikuidasi posisinya tersebut
pada 1.8900. Oleh karena itu dia membuat Risk Manajemen untuk posisinya: Stop Loss
di 1,8800 dan Stop Limit pada 1.8900.
Ternyata harga bergerak turun tak menentu hingga kisaran 1,8820. Dengan segala
pertimbangan, Tuan A ingin menutup begitu saja posisinya pada 1,8825.

2. Switching : Aksi ini mirip dengan cut loss, namun bedanya setelah menutup posisi kita yang merugi, kita membuka posisi baru dengan arah yang sama dengan pergerakan harga pasar. Secara praktis kita menutup posisi kita yang berlawanan dengan harga pasar dan membuka posisi baru mengikuti harga pasar.
Pada kasus yang sama dengan cut loss diatas, maka kita menutup posisi kita di 1.7980
lalu kita membuka sebuah posisi baru Open Sell karena harga cenderung mengalami penurunan. Dengan demikian jikalau harga terus turun katakanlah mencapai 1.7900 maka secara keseluruhan kita mengalami loss 20 point namun memperoleh profit sebesar 80 points (1.7980-1.7900 = 80) sehingga total kita masih memperoleh profit 60 points.
Contoh Kasus
Mr. X memperkirakan harga akan NAIK
Jadi untuk mendapat keuntungan dia memutuskan membeli (Buy) dengan harapan harga
akan naik sehingga dia bisa menjual dengan harga yang lebih mahal dan mendapat selisih Keuntungan.
Tapi ternyata bukannya naik, malah TURUN harganya
Dan setelah analisa ulang, Mr. X berkesimpulan perkiraannya bahwa harga akan naik ternyata SALAH.
Jadi apa yang harus dia lakukan ?
Daripada melawan harga pasar dan menderita kerugian, lagipula harga akan turun lebih
jauh dari sekarang
Dia memutuskan ........
Menutup posisi Buy nya yang merugi dan kemudian membuka posisi baru Sell (dengan
harapan harga akan turun).
Dan ternyata harga terus turun sehingga dia mengalami keuntungan melebihi kerugian
yang diterima di posisi Buy yang dia tutup sebelumnya.
Kemudian dia menutup posisi Sell tersebut dan menerima keuntungan.
TIPS UNTUK ANDA:
1. Lakukan hanya bila prediksi keuntungan switching melebihi nilai kerugian posisi
pertama yang akan ditutup.
2. Kalau ternyata harga berubah ternyata sesuai dengan prediksi pertama, maka anda
akan menderita kerugian 2 kali, yaitu posisi pertama dan posisi kedua juga

Detail Kasus:
Tuan A membuka posisi Buy GBP/USD pada 1,8850 dengan jumlah 1 lot. Tuan A
memprediksi bahwa tak lama lagi dia bisa melikuidasi posisinya tersebut pada 1.8900.
Oleh karena itu dia membuat Risk Manajemen untuk posisinya: Stop Loss di 1,8800 dan
Stop Limit pada 1.8900.
Ternyata harga bergerak turun tak menentu hingga kisaran 1,8820. Dengan segala
pertimbangan, Tuan A ingin menutup begitu saja posisinya pada 1,8825.
Setelah Tuan A memprediksi harga dan diketahui harga akan terus bergerak turun, maka
Tn. A membuka posisi Sell sebanyak 2 lot pada 1,8820. Tak beberapa lama harga terus
turun hingga berada di kisaran 1.8750. Tn. A menutup posisinya pada 1,8740

3. Averaging : Cara ini memerlukan modal ekstra untuk mempertahankan posisi yang telah kita buka yang ternyata bergerak berlawanan dengan harga pasar. Averaging adalah membuka lagi posisi baru sesuai dengan posisi lama meskipun saat ini harga bergerak berlawanan Averaging diambil saat kita yakin bahwa perubahan harga yang terjadi akan kembali berubah sesuai prediksi semula.
Katakanlah pada kasus yang sama dengan contoh Cut Loss diatas, maka jika kita
hendak melakukan aksi averaging maka kita membuka posisi baru namun dalam hal ini
tidak seperti switching yang menutup posisi kita yang mengalami kerugian lalu membuka
posisi baru yang berlawanan dengan posisi kita yang sebelumnya dengan alasan harga
telah bergerak turun. Pada averaging kita tidak menutup posisi kita yang telah dibuka
(pada kasus ini Open Buy) lalu bahkan kita menambahinya dengan membuka posisi baru
dengan arah yang sama yaitu Open Buy kembali!
Mengapa demikian? Bukankah kita telah melakukan Open Buy sebelumnya dan
mengalami kerugian, lalu mengapa kita melakukan Open Buy kembali? Alasannya
sederhana, kita berharap karena harga telah turun maka harga akan kembali naik
sehingga ketika kita melakukan aksi Open Buy yang kedua diharapkan harga bergerak
naik bahkan melampaui Open Buy kita yang pertama sehingga kita memperoleh keuntungan ganda.
Contoh Kasus
Mr. X memprediksi bahwa harga akan naik maka dia membuka posisi Buy.
Namun harga ternyata bergerak turun
Mr. X segera menganalisa lagi dan kesimpulannya harga hanya akan turun sesaat dan
akan kembali naik sesuai analisa sebelumnya
Dia memutuskan .....
Membuka Posisi Buy Baru saat harga turun sehingga ketika harga naik kembali dia
bukan hanya memiliki 1 posisi yang profit tapi 2 sekaligus
Ternyata benar, tidak lama kemudian harga naik dan kemudian Mr. X menutup kedua
posisi nya tersebut, yang pertama dan yang kedua.
Detail Kasus:
Tuan A membuka posisi Buy GBP/USD pada 1,8850 dengan jumlah 1 lot. Tuan A
memprediksi bahwa tak lama lagi dia bisa melikuidasi posisinya tersebut pada 1.8900.
Oleh karena itu dia membuat Risk Manajemen untuk posisinya: Stop Loss di 1,8800 dan
Stop Limit pada 1.8900.
Ternyata harga terkoreksi dan bergerak turun hingga 1.8825.Tuan A kembali membuka
posisi Buy GBP/USD pada 1,8825 dengan jumlah 1 lot. Dia juga memasang Stop Loss di
1,8800 dan Stop Limit pada 1.8900.
Lalu tak lama kemudian harga kembali terkoreksi dan menyentuh 1,8900.
Dengan demikian Tuan A mendapatkan 2 keuntungan dari 2 posisi yang telah dibuka.

Ketiga manajemen resiko diatas sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan. Jadi, betapa sayangnya kita mengalami kerugian hanya karena kita tidak mengatahui hal diatas. Namun apakah dengan mengetahui ketiga manajemen resiko tersebut kita dipastikan tidak pernah mengalami loss?
Jawabannya tentu saja Tidak. Kalau Anda cermati, ketiga manajemen resiko diatas bertumpu pada satu hal: Kemampuan kita menganalisa pergerakan harga. Ya, memang itulah inti dari forex trading. Manajemen resiko bahkan tidak pernah menjadi efektif apabila kita tidak mampu melakukan analisa dengan benar dan akurat. Jadi, mengetahui analisa adalah keharusan dalam memulai investasi di forex trading.
Share on Google Plus

About indoforex-pro

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. banyak cara yang bisa kita lakukan supaya mendapat resiko trading yang lebih kecil dan trader tetap bisa nyaman dengan upaya untuk bisa mengendakukan resiko dengan baik. paling tidak jika keadaan market tidak memungkinkan dalam trading di octafx juga suka menggunakan cara switching jika memang cukup yakin dengan pergerakan market yang berubah

    BalasHapus